MemperbaikiShalat. Mulailah dari memperbaiki sholat, mulailah dari memperbaiki hubungan dengan Allah, sesederhana itu mencari kesuksesan dalam hidup ini. Karena tidak ada kemudahan tanpa pertolongan Allah, tidak ada kebahagiaan tanpa ridho Allah sebab hidup ini sepenuhnya ada digenggaman Allah. Jangan merasa mampu karena kita tidak akan bisa
Muhammad Nur Hadi akrab dipanggil Cak nur bertanya kepada jamaah, apakah kemudian hari akan mengalami mati? Kenapa meyakini mati padahal belum merasakan mati. Hal tersebut merupakan tanda-tanda orang beriman yang diperkuat dari ayat Al Quran Surah Al-Ankabut 29 ayat 57 “Kullu nafsin za’iqatul-maut, summa ilaina turja’un” yang artinya Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, kemudian hanya kepada kami kamu dikembalikan. Kemudian, tidak ada kematian dapat ditunda. Berdasarkan Surah Al-A’raf ayat 34 “Dan setiap umat mempunyai ajal batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. Lalu, ketika sudah datangnya ajal, apakah dimintai pertanggung jawaban selama hidup? Apakah yang dipertanggungjawabkan sholatnya saja? Korupsinya saja? Atau semuanya? Jawabannya ada didalam Al Quran surah 16 ayat 93. “Dan jika Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan kamu satu umat saja, tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi perunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan” QS 16 93. Sebasar atau sekecil apapun perbuatan didunia, pasti akan di minta pertanggung jawabkan oleh Allah di Akhirat kelak. Surah Az-Zalzalah ayat 7-8. “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya akan melihat balasan nya”. Dipertegas dalam surah Al-Anbiya’ ayat 47 “Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah kami yang membuat perhitungan”. Jangan terlena akan hiruk pikuk dunia, karena kata Allah dalam surah Ali Imran ayat 109 mengatakan Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. “Dia Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan” QS Al Hajj 76. Kemudian, orang-orang beriman akan mentaati perinta Allah melalui Al Quran dan Rasul sunnahnya. “Wahai prang-orang beriman! Taatilah Allah dan Rosil Muhammad dan Ulil Amri Pemegang kekuasaan diantara kamu, kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya.” Qs An-Nisa 59 Oleh sebab itu, sebagai umat mukmin, kita mencari keridhoan dari Allah ta’allah selama di dunia. Itulah tujuan hidup kita di dunia, mencari dan mendapatkan ridho Allah. Allah berfirman dalam Alquran “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan akan mendapat surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya dan mendapat tempat yang baik di surga Adn. Dan keridhaan Allah lebih besar. Iltulah kemenangan yang agung,” Qs at Taubah 72. Maka syarat untuk mendapatkan ridha Allah yaitu beriman yakin bahwa Ridha Allah itu ada, menjalankan perintah Allah dan tidak melaksanakan larangan Allah. Serta memahami dan membaca isi Al Quran. Allah tegaskan dalan surah Al-Ankabut 29 “Bacalah kita Al Quran yang telah diwahyukan kepadamu Muhammad dan laksanakanlah salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah salat itu lebih besar keuntungannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,”. Oleh sebab itu, cak nur mengatakan Allah telah memerintahkan membaca yang di akhiri dengan khatam kemudian mempelajari agar memahami Al Qur’an. “Al Qur’an itu harus di baca kemudian di pelajari, dipahami dan dilaksanakan,”katanya.*/tri jumartini
Mungkinbenar kita akan terlihat baik dan disanjung orang lain, namun tidak di mata Allah SWT. Sikap riya dan takabur akan membuat hilangnya keberkahan dalam hidup kita. Untuk itu, hendaknya kita ikhlas dalam berbagi dan membantu orang lain. Sebisa mungkin lakukanlah segala kebaikan tanpa mengharapkan apapun selain ridho Allah SWT. 6.
Tegaknya peradaban Islam adalah visi kita bersama. Namun, jangan keliru! Ia bukan tujuan hidup kita. Sebab, peradaban Islam –dengan atau tanpa kita– pasti akan tegak. Ini sudah dinyatakan oleh Rasulullah ﷺ dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hambal. Bukankah sesuatu yang pasti tak tepat bila dijadikan tujuan? Lalu, apa sebenarnya tujuan hidup kita? Beribadah kepada Allah Ta’ala. Itulah tujuan hidup kita, sebagaimana disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an surat Az-Zariyat [51] ayat 56, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Ibadah, secara bahasa, berarti tunduk. Dalam makna yang lebih luas, para ulama menyatakan ibadah mencakup seluruh apa yang diridhoi oleh Allah Ta’ala. Inilah bahasa lain dari tujuan hidup manusia. Apa pun yang membuat Allah Ta’ala ridho, akan kita lakukan dengan segala ketundukan. Salah satu hal yang membuat Allah Ta’ala ridho adalah keterlibatan kita dalam proses membangun peradaban mulia sebagaimana dulu Rasulullah ﷺ membangun peradaban Madinah. Namun, proses ini tak bisa dijalankan secara tergesa-gesa. Proses ini akan panjang dan perlu tahapan yang benar agar betul-betul sempurna. Tahapan awal, jika merujuk perjalanan Rasulullah ﷺ, adalah ber-iqro, yakni membaca dan memahami siapa itu Rabb, apa yang diperintahkan oleh-Nya, dan apa pula yang dilarang oleh-Nya. Pemahaman ini harus diikuti oleh ketaatan untuk mematuhinya. Tahap selanjutnya, kita harus berdakwah, mengajak orang lain untuk meniti jalan lurus bersama kita, jalan yang pernah dilalui oleh para Nabi. Jalan para Nabi tak pernah mudah, demikian pula jalan dakwah yang kita ikuti ini. Sebab, menurut Rasulullah ﷺ dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi. Setelah itu orang-orang shaleh sesuai tingkat kesalehannya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Bila ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Ibnu Taimiyyah juga menyatakan hal serupa dalam al-Ubudiyyah. Menurutnya, orang-orang yang paling keras cobaannya adalah para Nabi, kemudian yang paling menyerupai para Nabi, lalu yang paling menyerupai lagi. Karena itu, dakwah butuh kesabaran. Mereka bakal menemui banyak rintangan. Bahkan, boleh jadi mereka akan berhadap-hadapan dengan orang tuanya sendiri, anak kandungnya, pasangan hidupnya, atau orang-orang yang dicintainya. Dari proses dakwah inilah akan terbangun lingkungan yang memiliki tatanan sesuai petunjuk wahyu. Mulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga, lama kelamaan, jika Allah Ta’ala menghendaki, membesar dan bertambah banyak. Dulu pun demikian. Rasulullah ﷺ membangun lingkungn kecil di Madinah yang berpusat di Masjid Nabawi. Lalu perlahan-lahan mulai meluas hingga ke seluruh Madinah. Kemudian membesar hingga ke wilayah-wilayah sekitar Madinah. Bahkan, pada zaman Umar bin Khaththab, wilayah Islam semakin meluas, meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Suriah, Iraq, Persia, dan Mesir. Namun, karena ini butuh proses yang lama, boleh jadi sepanjang hidup kita, peradaban Islam tak pernah tegak. Tak mengapa! Sebab, tujuan hidup kita bukan itu. Tujuan hidup kita adalah mencari ridho Allah Ta’ala. Jika kita ikut terlibat dalam upaya membangun peradaban Islam sebagaimana dulu Rasulullah ﷺ membangun peradaban Madinah, melewati tahapan-tahapannya dengan sabar, maka isnya Allah, kita telah menjadi pemenang. Wallahu a’lam.*Rosulullahbersabda: Ridho Allah ada di dalam ridho orang tua, dan murka Allah ada di dalam murka orang tua. (HR Baihaqi) Sahabat Cahayaislam sekalian, jika dinalar secara logika, memang kita sebagai seorang anak tidak akan mungkin bisa membalas semua pemberian, semua jasa orang tua dalam membesarkan kita, bahkan mengimbangi beratnya perjuangan Home » Artikel » Jadikan Ridho Allah Sebagai Tujuan Hidup Untuk Mencapai KebahagiaanTujuan hidup setiap orang itu berbeda-beda. Tujuan hidup merupakan apa yang seseorang rencanakan untuk kehidupan hari ini, esok hari dan yang akan datang. Pengertian tujuan hidup menurut para ahli adalah proses menetapkan identitas diri yang dimiliki kata lain, kita bisa mengatakan seseorang yang mempunyai tujuan hidup adalah mereka yang memiliki identitas diri yang kuat untu menjalani kehidupan sehari-hari. Di masa modern saat ini, individu yang telah mengetahui tujuan hidupnya secara jelas telah memenuhi kriteria utama dalam menuju kehidupan yang bahagia dan sebagai seorang muslim juga harus mempunyai tujuan hidup selama berada di dunia. Lebih jauh lagi tujuan hidup seorang muslim tidak hanya mencangkup urusan dunia tetapi juga urusan akhirat. Karena tempat akhir semua manusia hanyalah surga atau mencapai surga, tujuan hidup seorang muslim harus sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah SWT. yakni hanya beribadah kepada-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan begitu Allah akan memberikan Ridho-Nya kepada Cara Mendapatkan Ridho AllahPenutupBerikut Cara Mendapatkan Ridho AllahKarena ketika Allah sudah ridho, apapun permintaan hambanya pasti akan Ia kabulkan termasuk kehidupan yang bahagia selama di dunia dan akhirat. Lantas bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan ridho Allah SWT? berikut beberapa cara yang bisa kita lakukanIman Kepada AllahDan Berpegang Teguh Kepada-NyaDengan beriman kepada Allah SWT, bahwasannya kita sebagai seorang muslim harus benar-benar meyakini dengan adanya Allah dan apa yang diciptakannya. Selalu berpegang teguh kepada Allah SWT. agar kehidupan kita selalu berada di dalam petunjuknya, sebagaimana Firman-Nya,وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ ۗ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍYang artinya “Barangsiapa berpegang teguh kepada agama Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” Ali Imran ayat 101. kepada allah dan rasulnyaKetaatan seorang hamba pada Rabb-Nya diwujudkan dalam takwa. Patuh melaksanakan segala perintah-Nya, dan meninggalkan segenap larangan-Nya. ketaatan kepada Allah ini juga harus disertai ketaatan kepada Rasulullah sebagaimana Firman-Nya,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan muslim.” Ali Imran ayat 102.Mendamaikan Mukmin Yang BerselisihBerselisih sangat merugikan bagi individu maupun kelompok. Karena hal itu dapat membuat perpecahan yang jika dibiarkan akan menimbulkan dampak yang lebih parah lagi. Dalam suatu surat Allah SWT. menerangkan kepada hamba-Nya bahwa semua umat muslim itu bersaudara dan memerintahkan hamba-Nya untuk mendamaikan sesama saudara,إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَOrang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Al-Hujurat ayat 10.PenutupItulah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mendapat ridho Allah SWT. mudah-mudahan apapun yang kita lakukan selama di dunia dapat menghantarkan kita kedalam surga-Nya. Amiin Yaa Rabbal juga merupakan salah satu perintah allah dan rasulnya untuk berbagi bersama, yuk berbagi bersama Panti Yatim Indonesia untuk anak-anak binaan agar mereka mendapatkan masa depan yang lebih baikSC . 483 79 102 54 379 390 394 43